Analisa Kimia


Topik yang perlu dibahas pada kesempatan kali ini adalah mengenai rekasi kimia pada uji analisa kimia untuk menentukan kadar emas, namun yang perlu diperhatikan adalah :

1. Fakta dilapangan membuktikan bahwa jarum uji yang kita miliki ternyata ada yang tidak standar. Contoh : 16 karat (MM) dari dua set jarum uji yang berbeda ditetesi air uji pada batu uji (yang sama) dan menggunakan air uji yang sama ternyata menunjukkan reaksi yang berbeda, aneh?

2. Jarum uji yang baru yang dipesan dari PT Antam ternyata sangat rentan alias mudah patah (baca : cuklek) pada bagian ujung dan gagangnya, sehingga malah perlu lebih hati-hati agar ujungnya tidak patah. Hal ini terbukti pada penggunaan yang dipakai oleh pegawai baru ada yang patah walaupun digosok dengan pelan.

3. Penggunaan batu uji yang kurang mantap alias batu uji yang murah kurang menjamin keakuratan dari analisa kimia yang digunakan. Barangkali ada yang mau pesan batu uji transparan dari Mas Benu dengan harga "hanya" 800 U$ saja..... Untuk itu perlu diperhatikan bahwa berganti-ganti batu uji malah akan membawa kesengsaraan bagi kita karena reaksinya berbeda. Contoh : misalnya Mas Bejo yang biasa bawa mobil Mercy tahu-tahu disuruh bawa mobil Carry ya lain rasanya......

4. Marilah kita ingatkan para penaksir di kantor cabang agar dapat mengganti penggunaan air uji minimal 1 bulan sekali. Salah kaprah dari jaman Perjan adalah penggunaan botol air uji yang bening, malah mengakibatkan air uji menjadi lebih cepat lemah karena reaksi dari sinar matahari. Tentunya lebih baik menggunakan botol air uji yang berwarna gelap agar tidak menyerap sinar matahari.

Terima kasih.

0 komentar: